Lennox Lewis merupakan salah satu petinju paling berpengaruh
dalam sejarah tinju kelas berat. Dikenal karena kecerdasannya di ring, kekuatan pukulannya, dan keterampilan teknis yang luar biasa, Lewis berhasil mengukir namanya sebagai juara dunia tiga kali. Dalam artikel ini, kita akan membahas awal perjalanan Lennox Lewis, pencapaian dan pertarungan penting, serta warisan yang ia tinggalkan di dunia tinju.
Awal Karier Lennox Lewis
Latar Belakang dan Kehidupan Awal
Lennox Claudius Lewis lahir pada 2 September 1965 di West Ham, London, Inggris, dari orang tua yang merupakan imigran Jamaika. Di usia muda, ia berpindah ke Kanada bersama ibunya dan dibesarkan di sana. Bakat tinjunya mulai terlihat di Kanada, di mana ia menjadi petinju amatir yang berbakat dan akhirnya mewakili negara tersebut dalam Olimpiade Seoul 1988, meraih medali emas di kelas berat.
Setelah mencapai kesuksesan di dunia amatir, Lewis kembali ke Inggris dan memulai karier profesionalnya, membawa harapan yang besar sebagai calon juara dunia.
Memasuki Dunia Profesional
Lennox Lewis memulai karier profesionalnya pada tahun 1989, dan dengan cepat menunjukkan kemampuannya. Dengan postur tinggi (1,96 meter) dan jangkauan yang luar biasa, Lewis memanfaatkan kombinasi teknik, jab yang kuat, dan disiplin strategi di setiap pertarungan. Dia dikenal sebagai petinju yang cerdas, sabar, dan efisien, tidak hanya mengandalkan kekuatan fisik, tetapi juga analisis taktis dalam menghadapi lawan.
Prestasi dan Pertarungan Ikonik
Menjadi Juara Dunia Kelas Berat
Pada tahun 1992, Lennox Lewis secara resmi meraih gelar juara dunia kelas berat versi WBC setelah Riddick Bowe menolak untuk melawannya dan membuang sabuk juara. Momen ini menjadi awal dari dominasi Lewis di divisi kelas berat. Ia mempertahankan gelarnya dalam beberapa pertarungan hingga mengalami kekalahan mengejutkan dari Oliver McCall pada tahun 1994.
Namun, Lewis menunjukkan mental juaranya dengan bangkit kembali. Pada tahun 1997, ia berhasil merebut kembali gelar WBC dari McCall dalam pertarungan ulang yang dramatis.
Unifikasi Gelar dan Pertarungan Legendaris
Puncak karier Lennox Lewis terjadi ketika ia berhasil menggabungkan gelar kelas berat WBC, IBF, dan WBA, menjadikannya juara tak terbantahkan di divisi kelas berat. Salah satu pertarungan paling ikonik dalam kariernya adalah melawan Mike Tyson pada tahun 2002, di mana Lewis menang KO di ronde kedelapan. Kemenangan itu semakin menguatkan reputasinya sebagai petinju terbaik di era modern.
Lewis juga mengalahkan petinju-petinju top lainnya seperti Evander Holyfield, David Tua, dan Vitali Klitschko. Kemenangan atas Klitschko pada tahun 2003 menjadi pertarungan terakhir dalam kariernya, di mana ia pensiun sebagai juara dunia yang tidak terkalahkan sejak tahun 2001.
Warisan Lennox Lewis dalam Dunia Tinju
Teknik dan Karakter Juara
Lennox Lewis diakui sebagai salah satu petinju teknis terbaik di kelas berat. Ia bukan hanya petinju yang kuat secara fisik, tetapi juga sangat disiplin secara mental. Ia sering menggunakan jab untuk mengendalikan pertarungan, menjaga jarak, dan mengatur ritme pertandingan.
Di samping itu, Lewis dikenal sebagai sosok yang tenang, profesional, dan fokus. Ia jarang terlibat dalam kontroversi, berbeda dengan banyak petinju lainnya di masanya.
Dampak Global dan Inspirasi
Sebagai petinju berdarah Inggris-Jamaika yang besar di Kanada, Lennox Lewis memiliki pengaruh global. Ia menjadi simbol persatuan budaya, dan ikon olahraga di tiga negara: Inggris, Kanada, dan Jamaika. Ia juga membuka jalan bagi generasi baru petinju Inggris untuk yakin bahwa mereka bisa menguasai panggung.